Islam Web

Artikel

  1. Home
  2. Artikel
  3. POKOK BAHASAN
  4. Islam
  5. Puasa

Tobat di Bulan Ramadhan

Tobat di Bulan Ramadhan

Oleh: Ibrahim ibnu Hamad Al-Manshur

Segala puji bagi Allah yang telah mendekatkan pintu-pintu kebaikan kepada kita, serta membukakan pintu tobat untuk para hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.

Tulisan ini saya susun untuk siapa saja yang ingin memperbaiki keadaan diri dan perilakunya demi menggapai ridha Ilahi serta kebahagian hidup di dunia dan Akhirat. Saya berdoa kepada Allah semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi petunjuk bagi para pembacanya. Saya juga memohon ampun kepada Allah atas segala dosa, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.

Saudaraku yang mulia, saya ucapkan selamat kepada Anda atas kedatangan bulan yang penuh berkah ini; bulan tobat, bulan ampunan, bulan pembebasan dari Neraka, bulan penuh kebaikan dan berkah, bulan kedermawanan dan kebaikan.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda: "Jika malam pertama Ramadhan datang, Syetan-syetan dan jin-jin durhaka dibelenggu, pintu-pintu Neraka ditutup, tidak ada satu pintunya pun yang terbuka, dan pintu-pintu Surga dibuka, tidak ada satu pintunya pun yang ditutup. Seorang pemanggil saat itu berseru, 'Wahai pencari kebaikan, menghadaplah; wahai pencari kejelekan, berhentilah'. Dan Allah memiliki hamba-hamba yang dimerdekakan-Nya dari Neraka, dan itu terjadi pada setiap malam." [HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Mâjah]

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah—Semoga Allah meridhainya, disebutkan bahwa Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—suatu ketika menaiki mimbar seraya berucap, "Âmîn, âmîn, âmîn." Kemudian beliau ditanya oleh para shahabat, "Wahai Rasulullah, mengapa Anda menaiki mimbar seraya mengucapkan âmîn, âmîn, âmîn?" Beliau menjawab, "Jibril—`Alaihis salâm—datang kepadaku, dan berkata, 'Siapa saja yang bertemu dengan bulan Ramadhan tapi Allah tidak mengampuni dosanya, ia akan dimasukkan ke dalam Neraka dan akan dijauhkan oleh Allah (dari rahmat-Nya), katakan (wahai Muhammad) âmîn'. Lalu aku pun mengatakan 'âmîn'." [HR. Ahmad]

Ya, Ramadhan telah datang, bersegeralah menghadap kepada Tuhan yang telah Anda durhakai, dengan penuh kerendahan hati, khusyuk, penyesalan, dan tangisan.

Saudaraku, jika bukan sekarang Anda mendapat ampunan Allah, jika bukan sekarang Anda menyucurkan air mata dan menundukkan hati di hadapan Allah, kapan lagi?

Saudaraku, tidakkah Anda mau menyucurkan airmata Anda karena takut kepada Allah walaupun hanya sekali? Tidakkah Anda merasakan hati Anda lebih dekat kepada Allah pada bulan Ramadhan ini? Tidakkah Anda menyadari bahwa bulan Ramadhan merupakan kesempatan untuk menambah kedekatan, kekhusyukan, penyerahan diri, dan ketundukan kepada Allah? Tidakkah Anda merasa bahwa ini adalah permulaan yang baik untuk kembali kepada Allah, serta menambah kedekatan hubungan dengan-Nya? Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah tambahkan petunjuk kepada mereka dan Allah berikan kepada mereka ketakwaan." [QS. Muhammad: 17]

Allah—Subhânahu wata`âlâ—telah menyampaikan celaan-Nya kepada sikap kita melalui firman-Nya (yang artinya): "Hai manusia, apakah yang telah memperdayamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah." [QS. Al-Infithâr: 6]

Benar sekali, apa yang telah memperdaya manusia sehingga berani melakukan maksiat dan melanggar batasan Allah? Apakah manusia lupa akan nikmat-Nya? ataukah lupa akan pengawasan dan keagungan-Nya?

Saudaraku, janganlah pernah melihat kecilnya suatu kesalahan, tetapi lihatlah betapa mulianya Dzat yang Anda durhakai dengan kesalahan itu. Saudaraku, jangan menganggap pengawasan Allah sebagai pengawasan yang paling tidak berharga dibandingkan sekian banyak orang yang melihat Anda.

Ada Kabar Gembira untuk Anda

Saya ingin menyampaikan kepada Anda sebuah kabar gembira dari Tuhan Anda dan dari Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa-dosa. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS. Az-Zumar: 53]

Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—juga berfirman (yang artinya): "Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Tetapi barang siapa yang melakukan itu niscaya mendapat (pembalasan) dosa-(nya), (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan ia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal shalih; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS. Al-Furqân: 68-70]

Betapa besar karunia yang Allah berikan. Betapa besar keuntungan yang ditawarkan kepada para hamba-Nya. Allah—Subhânahu wata`âlâ—mengganti seluruh kesalahan Anda dengan kebaikan, Allâhu Akbar! Tidak akan ada yang mau menyia-nyiakan kesempatan yang menguntungkan ini selain orang yang bodoh dan merasa tidak butuh kepada karunia Allah.

Oleh karena itu, bertobatlah wahai saudaraku yang mulia, apabila Anda menginginkan keuntungan yang besar ini: "Kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan."

Kemudian simaklah apa yang disabdakan oleh kekasih Anda, Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—sebagai pendorong untuk bertobat, "Sungguh Allah sangat gembira dengan tobat hambaNya." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam— menyampaikan firman Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ: "Wahai anak Adam, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak peduli (seberapa besar dosamu itu). Wahai anak Adam, walaupun dosamu memenuhi penjuru langit, lalu engkau meminta ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu, dan Aku tidak peduli (seberapa besar dosamu itu)."

Dalam Hadits Qudsi yang lain Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—menyampaikan firman Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ: "Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian membuat kesalahan di malam dan siang hari, sementara Aku mengampuni semua dosa-dosa. Karena itu, mohonlah ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian."

Dalam sebuah hadits, Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Sesungguhnya Allah—Subhânahu wata`âlâ—membentangkan tangan-Nya di waktu malam agar dapat bertobat orang yang berbuat kesalahan di waktu siang. Dan Dia membentangkan tangan-Nya di waktu siang agar dapat bertobat orang yang berbuat kesalahan di waktu malam. Hal ini berlangsung hingga matahari terbit dari tempat tenggelamnya (barat)."

Ketika Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—melihat seorang wanita mencari-cari anaknya di tengah para tawanan, dan saat menemukannya, wanita itu langsung memeluk dan menyusuinya, Rasululullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bertanya kepada para shahabat, "Apakah kalian mengira bahwa perempuan ini akan bersedia melemparkan anaknya ke dalam api?" Para shahabat menjawab, "Tentu tidak." Rasulullah bersabda, "Sungguh Allah lebih sayang kepada para hamba-Nya daripada wanita ini terhadap anaknya."

Allahu Akbar! Apakah setelah segala karunia yang Allah berikan ini, kita masih enggan untuk bertobat?! Apakah setelah melihat semua pemberian Allah ini kita masih saja menunda untuk kembali kepada-Nya!? Maha Suci Engkau Ya Allah yang sangat belas kasih dan dermawan.

Jujurlah kepada Diri Anda Sendiri

Apa yang menghalangi Anda untuk bertobat dan menempuh jalan yang baik?

Saya seakan mendengar Anda menjawab: "Keluarga, masyarakat, dan kawan-kawan. Saya takut untuk bertobat, lalu kembali melakukan dosa. Dosa-dosaku tidak terhitung, bagaimana mungkin Allah akan mengampuni saya! Saya mengkhawatirkan keluarga dan harta saya!"

Saya katakan kepada Anda, Apakah Anda mengira bahwa Anda bisa mengatakan itu di depan Tuhan Anda pada hari perjumpaan Anda kelak dengan-Nya? Tidak! Demi Allah, semua yang Anda sebutkan itu hanyalah rintangan tipuan belaka. Ia memang tidak akan bisa ditaklukkan kecuali oleh orang-orang yang takut kepada Allah. Apabila jiwa sudah besar niscaya tubuh akan menjadi kecil dan tunduk menjalankan segala keinginannya.

Saudaraku, jadilah orang yang bangga dengan memegang teguh Agama Anda, tegar melakukan kebaikan, istiqamah dalam menjalaninya, sembari bertawakal kepada Allah—Subhânahu wata`âlâ, lalu ingatlah rahmat dan ampunan Tuhan Anda yang sangat luas.

Saudaraku, andaikan datang kepada Anda pada detik ini Malaikat Maut, apakah Anda rela berjumpa dengan Tuhan Anda dalam keadaan seperti sekarang?

Saudaraku, maaf, jangan berusaha untuk menghindar dari diri Anda. Jangan pernah lari dari usaha mengevaluasi diri Anda. Sesungguhnya jika Anda belum mau menghitung-hitung diri Anda sekarang, niscaya esok hari Anda akan menyesal di dalam kubur, dan penyesalan di dalam kubur tidak akan berguna lagi.

Kelahiran Baru

Ketahuilah, sesungguhnya tobat tidak saja dikhususkan pada bulan Ramadhan saja, tetapi juga di bulan-bulan lain. Hanya saja, siapa yang tahu bahwa kelahiran kembali diri Anda akan terjadi di bulan penuh keberkahan ini. Seorang manusia memang dilahirkan dua kali; pertama, saat ia dikeluarkan dari kegelapan rahim menuju cahaya dunia, dan kedua, saat di mana ia keluar dari kegelapan maksiat menuju cahaya ketaatan. Jadilah salah satu dari orang yang mengalami kelahiran kedua itu.

Saya berpesan kepada Anda, wahai sahabatku, sertailah orang-orang shalih yang memberikan manfaat kepada Anda bahkan setelah kematian Anda sekalipun insyâallâh, melalui doa-doa mereka. Sertailah mereka, bergaullah dengan mereka di mana pun mereka berada. Bersabarlah dalam bergaul dengan mereka sampai Anda menemui Tuhan Anda, dan saat itu, akan dikatakan kepada Anda dan mereka semua: "'Salamun 'alaikum bimâ shabartum (Selamat untuk kalian atas kesabaran kalian'. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." [QS. Ar-Semoga Allah meridhainya`d: 24]

Sebuah Kisah

Ada sebuah kisah tentang seseorang yang awalnya bersama orang-orang shalih kemudian menjauhi mereka, sehingga mulai melalaikan kewajiban-kewajiban Agama. Sampai pada suatu hari, ia pergi menuju suatu tempat untuk bertamasya. Di tengah perjalanan, kendaraan yang dinaikinya terbalik. Ia sempat bangkit, tapi akhirnya meninggal dunia.

Sampailah kepada kami berita yang menyedihkan itu. Kami pun menshalatkannya dan membawanya ke tempat pengebumiannya. Jenazahnya diletakkan di liang kuburnya, kemudian ditimbun dengan tanah. Air mata bercucuran, dan hati terasa pilu. Kemudian seorang mantan sahabat dekatnya yang shalih duduk di sisi kuburnya sambil memegang pusara dan mendoakannya. Waktu itu, saya menyadari siapa sebenarnya sahabat yang bermanfaat bagi kita selepas kematian kita.

Saudaraku, waspadalah, jangan sampai Anda menjadi hamba yang termasuk ke dalam golongan yang disebutkan dalam firman Allah—Subhânahu wata`âlâ—(yang artinya): "Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang lalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: 'Aduhai kiranya (dahulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dahulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab-(ku). Sesungguhnya ia telah menyesatkan aku dari Al-Quran ketika Al-Quran itu telah datang kepadaku'. Dan adalah Syetan itu tidak mau menolong manusia." [QS. Al-Furqân: 27-29]

Sebelum Pintu Ditutup

Saudaraku yang tercinta, sebelum pintu peluang itu ditutup, tentukanlah arah Anda, jangan menunda-nunda lagi. Tentukan arah jalan yang akan Anda tempuh. Jalan yang akan menjadi pedoman hidup Anda di dunia dan di Akhirat.

Alangkah bahagianya hati, alangkah lapangnya jiwa, ketika kembali menemui Allah dalam keadaan bertobat dan bergabung bersama kafilah orang-orang shalih. Demi Allah, itulah kebahagiaan yang tidak dapat diungkapkan kecuali oleh orang yang telah merasakannya.

Saudaraku seiman, jika Anda telah bertekat untuk bertobat dan kembali kepada Allah, serta menundukkan diri di hadapan-Nya, ketahuilah, bahwa ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, di antaranya:

1. Menyesali apa yang telah dilakukan;

2. Meninggalkan dosa-dosa yang telah dilakukan;

3. Bertekat untuk tidak mengulangi dosa itu. Jika Anda mengulanginya kembali, bertobatlah kembali kepada Allah, namun harus diserta dengan kejujuran dan tekat yang kuat;

4. Bertobat sebelum sakaratul maut dan sebelum matahari terbit di barat.

Artikel Terkait