Islam Web

Haji & Umrah

  1. Haji & Umrah
  2. Ringkasan Ajaran Islam

Amalan-Amalan yang Pahalanya Setara dengan Pahala Haji

Amalan-Amalan yang Pahalanya Setara dengan Pahala Haji

Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—beserta keluarga dan shahabat beliau.

Berikut ini adalah amalan-amalan yang disebutkan dalam hadits bahwa pahalanya setara dengan pahala haji, atau dapat menghapus semua dosa terdahulu sehingga menyamai pahala haji yang juga menghapus dosa-dosa terdahulu. Mudah-mudahan orang-orang yang bersedih karena belum bisa menunaikan ibadah haji dapat terhibur dengan hadits-hadits ini. Semoga Allah senantiasa menurunkan pertolongannya kepada kita semua.

 

 

Pertama: Amalan-amalan yang Menyamai Pahala Haji.

1.     Pergi ke mesjid untuk menghadiri majelis ilmu atau mengajarkan suatu ilmu. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Barang siapa yang pergi ke mesjid dengan tujuan untuk belajar atau mengetahui suatu kebaikan (ilmu), maka ia mendapat pahala haji secara sempurna." [Hadits ini dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

2.     Pergi ke mesjid dalam keadaan berwudhuk untuk melaksanakan shalat fardhu. Di dalam sebuah hadits disebutkan: "Barang siapa yang keluar dari rumahnya menuju mesjid dalam keadaan suci (telah berwudhuk) untuk melaksanakan shalat fardhu (berjemaah), maka pahalanya seperti pahala orang yang melaksanakan haji dalam keadaan ihram. Dan barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha dengan tidak mempunyai tujuan lain kecuali shalat itu, maka pahalanya sama seperti pahala orang yang melaksanakan umrah" [HR. Abu Dâwûd, dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albâni]

3.     Mengerjakan shalat Shubuh berjemaah di mesjid, lalu berdiam diri di sana untuk berzikir mengingat Allah sampai terbit matahari, dan kemudian mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat. Dalam hadits disebutkan: "Barang siapa yang shalat Shubuh berjemaah, setelah itu duduk untuk berzikir mengingat Allah sampai matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat, maka ia mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah secara sempurna, sempurna, sempurna." [HR. At-Tirmidzi, dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albâni]. Dalam riwayat lain: "Barang siapa mengerjakan shalat Shubuh di mesjid dengan berjemaah, lalu ia diam di sana sampai ia mengerjakan shalat Dhuha, maka ia mendapat pahala seperti orang yang menunaikan ibadah umrah dan haji yang diterima di sisi Allah." [Diriwayatkan oleh Ath-Thabrâni dalam kitab Al-Mu'jam Al-Aushât, dan dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

Kedua: Amalan-amalan yang Pahalanya Adalah Jaminan Masuk Surga dan Diampuni Segala Dosa.

Disebutkan di dalam hadits bahwa pahala ibadah haji dan umrah adalah jaminan masuk Surga dan ampunan atas segala dosa. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Haji yang mabrur tidak lain pahalanya adalah Surga." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]. Dan dalam riwayat lain: "Barang siapa yang menunaikan haji tanpa melakukan rafats (perbuatan atau perkataan kotor) dan tidak pula melakukan kefasikan, ia akan kembali seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]. Bila demikian halnya, kita berharap amalan-amalan yang pahalanya juga menghapus segala dosa atau memasukkan seorang hamba ke Surga bernilai sama dengan ibadah haji. Di antara amalan-amalan tersebut adalah:

1.        Memandikan jenazah dan menutup aibnya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: "Barang siapa yang memandikan jenazah seorang muslim dan kemudian merahasiakan aibnya (keburukannya) maka Allah akan mengampuninya 40 kali. Dan barang siapa yang menggali kuburan jenazah hingga menguburkannya maka Allah akan memberi pahala kepadanya bagaikan memberikan tempat (rumah) yang ia huni hingga hari Kiamat. Dan barang siapa yang mengkafani jenazah maka kelak di hari Kiamat Allah akan memberinya pakaian yang terbuat dari sutra murni dari Surga. [HR. Al-Hâkim, Al-Baihaqi, dan At-Thabrâni. Dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albâni]

Keterangan:

-        Para ulama mengatakan bahwa maksud dari kalimat "Allah akan mengampuninya 40 kali" adalah satu kali amalan tersebut mengampuni dosa, dan pelakunya mendapat kebaikan yang bandingannya sama dengan 39 x melakukan amalan kebaikan.

-        Menutup aib mayat maksudnya adalah jika si mayat selama ini terkenal sebagai orang shalih atau tidak diketahui keadaan dirinya, lalu ketika memandikan jenazahnya terlihat tanda-tanda bahwa ia wafat dalam keadaan sû`ul khâtimah (tidak baik), maka orang yang memandikannya disarankan untuk menyembunyikan aib itu. Akan tetapi jika si mayat terkenal selama ini sebagai orang yang berkepribadian buruk, maka menceritakan kondisi kematiannya adalah lebih baik agar orang lain tidak meniru perbuatannya.

2.        Menangis karena takut kepada Allah, atau bangun untuk berjaga di jalan Allah. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist: "Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api Neraka, (Pertama), mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan (kedua), mata yang berjaga-jaga di jalan Allah." [HR. At-Tirmidzi, dan dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

3.        Setiap hari atau setiap malam atau setiap bulan selalu mengucapkan: "Lâ ilâha illallâh wahdahu lâ syarîka lah, lahul mulku wa lahul hamdu. Lâ ilâha illallâh wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhi" (Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan puji-pujian. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan tiada daya upaya dan kekuatan selain kekuatan Allah). Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: "Barang siapa yang mengucapkannya setiap hari dan setiap malam atau setiap bulan, kemudian ia meninggal dunia pada hari itu atau pada malam itu atau pada bulan tersebut, maka akan diampuni segala dosanya." [HR. An-Nasâ'i dalam kitab As-Sunan al-Kubrâ dan dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

Sepengetahuan penulis, ini adalah hadits yang paling memberikan harapan, karena dengan diampuninya dosa, berarti seseorang tidak akan dimasukkan ke Neraka. Berbeda jika diungkapkan dengan kata "Masuk Surga", karena itu berarti bahwa pelaku bisa jadi akan dimasukkan ke Neraka terlebih dahulu, setelah itu baru dimasukkan ke Surga.

4.        Menyempurnakan wudhuk dan membaca doa sesudahnya. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhuk kemudian menyempurnakan wudhuknya lalu mengucapkan (doa): 'Asyhadu allâ ilâha illallâh wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasûluh (Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya)' melainkan dibukakan untuknya pintu-pintu Surga yang delapan, sehingga ia bisa masuk melalui pintu mana saja yang ia suka." [HR. Muslim]

5.        Menyempunakan wudhuk lalu shalat dua rakaat dengan khusyuk. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Tidak ada seorang muslim pun yang berwudhuk dengan membaguskan wudhuknya, lalu mendirikan shalat dua rakaat dengan benar-benar menghadapkan hati dan wajahnya (khusyuk), melainkan ia mesti memperoleh Surga." [HR. Muslim]. Dan dalam riwayat lain: "Barang siapa berwudhuk dan membaguskan wudhuknya, kemudian shalat dua rakaat dengan tidak lalai di dalamnya, maka diampunilah dosa-dosanya yang terdahulu." [HR. Abû Dâwud, dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albâni]

6.        Mengulangi bacaan azan setelah muazzin dan mentadaburi apa yang diucapkannya. Dalam sebuah hadits, Abu Hurairah berkata, "Suatu ketika, kami berkumpul bersama Rasulullah, lalu Bilal berdiri mengumandangkan azan. Ketika Bilal diam sejenak, Rasulullah bersabda, 'Barang siapa yang mengucapkan seperti ini (seperti yang dikumandangkan oleh Bilal) dengan meyakininya, niscaya akan masuk Surga'." [HR. An-Nasâ'i dalam kitabnya As-Sunan Al-Kubrâ dan Ibnu Hibbân. Dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

7.        Mengumandangkan azan selama 12 tahun. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Barang siapa mengumandangkan azan selama dua belas tahun, maka mestilah ia mendapatkan Surga. Dan dituliskan untuknya setiap hari enam puluh kebaikan karena azannya, dan tiga puluh kebaikan untuk setiap iqamah yang ia kumandangkan." [HR. Ibnu Mâjah dan Ad-Dâruquthni. Dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

8.        Berdoa untuk Nabi setelah azan dengan doa yang beliau ajarkan. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Barang siapa yang ketika mendengar azan membaca: 'Allahumma Rabba hâzihid da`watit tâmmah wasshalâtil qâ'imah âti Muhammadanil washîlata wal fadhîlah wab`atshu maqâmam mahmûdanil ladzi wa`adtah' (Ya Allah, pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat yang didirikan, berilah Muhammad Wasilah dan keutamaan, dan bangkitkanlah ia pada tempat terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya), maka ia akan mendapatkan syafaatku pada hari Kiamat." [HR. Al-Bukhâri]

9.        Berdiam diri di mesjid dengan berzikir (i'tikaf) setelah shalat Shubuh dan Ashar. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Duduk bersama orang-orang yang yang berzikir mengingat Allah dari shalat shubuh menjelang terbitnya matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak dari keturunan Ismail. Dan duduk bersama orang-orang yang berzikir mengingat Allah dari shalat Ashar menjelang terbenamnya matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak." [HR. Abû Dâwud, dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albâni]

10.         Mengucapkan "Âmîn" bersama imam. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Jika imam mengucapkan 'Ghairil maghdûbi `alaihim waladdhâln' maka ucapkanlah 'Âmîn'. Jika seseorang mengucapkan 'Âmîn' bersamaan dengan ucapan Malaikat niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

11.         Mengerjakan shalat sunnah rawatib 12 rakaat. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah dengan ikhlas karena Allah sebanyak dua belas rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di Surga." [HR. Muslim] Dalam riwayat lain: "Barang siapa yang selalu berjuang menjaga dua belas rakaat shalat sunnah niscaya Allah akan membangunkan sebuah rumah untuknya di Surga, yaitu: empat rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat setelah Zuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh." [HR. At-Tirmidzi, dan dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

12.         Mengerjakan shalat sunnah 4 rakaat sebelum dan sesudah Zuhur. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: "Barang siapa yang menjaga shalat empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat sesudahnya niscaya diharamkan baginya Neraka." [HR. At-Tirmidzi dan Abû Dâwud. Dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

13.         Qiyâmullail (shalat malam), menyebarkan salam, dan memberi makan orang yang membutuhkan. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Sesungguhnya di dalam Surga ada kamar-kamar yang luarnya terlihat dari dalamnya dan dalamnya terlihat dari luarnya (karena demikian bening), disiapkan oleh Allah untuk orang-orang yang memberikan makan (kepada orang yang membutuhkan), membiasakan puasa, dan mendirikan shalat malam dikala orang tidur." [HR. At- Thabrâni dan Ibnu Hibbân. Dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

14.         Mengucapkan "Sayyidul Istighfâr" setiap pagi dan petang. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: "'Sayyidul istighfar' adalah mengucapkan: 'Allahumma anta Rabbî lâ ilâha illâ Anta khalaqtani wa anâ `abduka wa anâ `ala `ahdika wa wa`dika mastatha`tu, 'a`ûzubika min syarri mâ shana`tu, abû'u laka bini`matika `alayya wa abû'u bidzanbi faghfirli fa'innahû lâ yaghfirudz-dzunûba illâ Anta (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hambaMu, dan aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (dosa-dosa) yang aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau'. Jika seseorang mengucapkannya ketika sore lalu ia meninggal dunia, maka ia akan masuk Surga. Dan begitu juga jika ia mengucapkannya ketika pagi lalu meninggal di hari itu (maka ia akan masuk Surga)." [HR. Al-Bukhâri]

15.         Mengucapkan "Subhânallâhi wa bihamdihi" seratus kali ketika pagi dan sore. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Barang siapa yang membaca 'Subhânallâhi wa bihamdihi' sebanyak seratus kali ketika pagi dan sore maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari Kiamat membawa yang lebih baik daripada apa yang ia bawa kecuali seseorang yang membaca seperti apa yang ia baca atau lebih dari itu." [HR. Muslim]. Dalam riwayat lain disebutkan: "Barang siapa yang membaca 'Subhânallâhi wa bihamdihi' sebanyak seratus kali dalam sehari maka akan diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

16.         Melaksanakan adab-adab hari Jumat. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Apabila datang hari Jumat, lalu seseorang mandi dan mencuci rambutnya, kemudian memakai wangi-wangian terbaik yang ia miliki, serta memakai pakainnya yang bagus, kemudian berangkat ke mesjid dengan tidak memisahkan antara dua orang (di tempat duduknya), lalu ia mendengarkan imam (khatib) berkhutbah, niscaya akan diampuni dosa-dosanya antara Jumat itu dengan Jumat berikutnya ditambah tiga hari." [HR. Ibnu Khuzaimah, dan dinyatakan hasan oleh Al-Albâni]

17.         Memberi kelapangan waktu kepada orang fakir untuk membayar hutang atau mengurangi hutangnya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: "Barang siapa yang memberi kelapangan waktu membayar hutang untuk orang yang kesusahan atau mengurangi hutangnya niscaya Allah akan menaunginya di bawah naungan singgasana-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya." [HR. Ahmad dan At-Tirmidzi. Dinyatakan shahîh oleh Al-Albâni]. Ini merupakan isyarat bahwa pelakunya akan masuk Surga.

18.     Memberi makan orang yang kelaparan dan memberi minum orang yang dahaga. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: "Suatu ketika, seorang arab badui datang menemui Nabi seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, ajarkanlah aku amalan yang dapat memasukkanku ke dalam Surga'. Rasulullah bersabda, 'Engkau telah berbicara sedikit tetapi meminta dengan panjang. Merdekakanlah manusia dan bebaskanlah budak. Jika engkau tidak sanggup melakukan itu, maka beri makanlah orang yang kelaparan dan beri minumlah orang yang kehausan'." [HR. Ahmad dan Ibnu Hibbân. Dinyatakan shahîh oleh Al-Albâni]

19.     Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—suatu ketika bertanya, "Siapa di antara kalian yang pada hari ini berpuasa?" Abu Bakar menjawab, "Aku." Beliau kembali bertanya, "Siapa di antara kalian yang sudah mengiringi jenazah pada hari ini?" "Aku," jawab Abu Bakar. Rasulullah bertanya lagi, "Siapa di antara kalian yang sudah memberi makan orang miskin pada hari ini?" "Aku," jawab Abu Bakar. "Siapa di antara kalian yang telah menjenguk orang sakit pada hari ini?, tanya Rasulullah kembali. Abu Bakar kembali menjawab, "Aku." Kemudian Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—bersabda, "Tidak berkumpul dalam diri seseorang perkara yang empat ini melainkan ia akan masuk Surga." [HR. Muslim]. Maksudnya adalah bahwa barang siapa yang mengamalkan empat amalan ini dalam sehari maka ia akan masuk Surga.

20.     Beribadah di malam Lailatul Qadar atau berpuasa pada bulan Ramadhan dengan keimanan dan penuh keikhlasan. Di dalam sebuah hadits disebutkan: "Siapa yang beribadah menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan keikhlasan niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu. Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

21.     Memperbanyak zikir kepada Allah. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: "Tidak ada amalan anak cucu Adam yang lebih ampuh menyelamatkannya dari Neraka daripada zikir mengingat (menyebut nama) Allah." [HR. Ath-Thabrâni dalam kitabnya Al-Mu'jam Al-Aushat, dan dinyatakan shahîh oleh Al-Albâni]

22.     Menghadiri majelis-majelis zikir dan keilmuan, sebagaimana disebutkan di dalam sebuah hadits: "Tidak ada satu kelompok (kaum) pun yang berkumpul untuk berzikir mengingat Allah dengan tidak menginginkan apa-apa selain ridha Allah, melainkan akan datang seruan dari langit yang menyeru: 'Berdirilah kalian dalam keadaan telah mendapatkan ampunan, dan segala keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan'." [HR. Ahmad, dan dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

23.     Menutup shalat dengan zikir. Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits: "Barang siapa yang bertasbih setelah shalatnya 33x, bertahmid 33x, dan bertakbir 33x, sehingga menjadi 99x, lalu ia sempurnakan menjadi seratus dengan bacaan 'Lâ ilâha illallâh wahdahû lâ syarîkalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa alâ kulli sya`in qadîr (Tiada tuhan yang patut disembah selain Allah satu-satunya, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kekuasaan (kerajaan) dan pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu)' niscaya akan diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

24.     Berzikir setelah shalat dan sebelum tidur. Di dalam sebuah hadits disebutkan: "Dua amalan yang apabila dikerjakan oleh seorang muslim niscaya ia akan masuk Surga. Dua amalan itu mudah, tetapi orang yang mengamalkannya sedikit. (Yang pertama), bertasbih menyucikan Allah setiap setelah shalat 10x, bertahmid 10x, dan bertakbir 10x." Perawi hadits ini berkata, "Aku melihat Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—mengisyaratkan dengan tangan beliau sambil berkata, "Ini jumlahnya 150 di lidah, tetapi berukuran 1500 di atas mîzan (timbangan amal). (Kedua), apabila seseorang pergi ke tempat tidurnya, lalu ia mengucapkan tasbih, tahmid, dan takbir sebanyak 100 kali, maka ucapan 100 kali di lidahnya itu berukuran 1000 kali di atas mîzan (timbangan amal). Siapakah di antara kalian yang melakukan keburukan (dosa) sebanyak 2500 kali dalam sehari." Para shahabat bertanya, "Kenapa kedua hal itu tidak (sanggup) diucapkan oleh seseorang?" Rasulullah menjawab, "Ketika kalian shalat, Syetan datang kepada kalian dan membisikkan: 'Ingatlah ini dan itu… sampai seorang hamba tidak sadar dan hilang ingatan. Syetan juga mendatangi seorang hamba yang sedang berbaring dan terus menidurkannya sampai ia tertidur pulas (sehingga tidak sempat berzikir)." [HR. Abu Dâwûd, At-Tirmidzi, dan Ibnu Mâjah. Lafaz hadits ini adalah lafaz Ibnu Mâjah. Hadits ini dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

25.         Membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat fardhu. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Siapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat fardhu, tidak ada yang menghalanginya masuk ke dalam Surga selain mati." [HR. An-Nasâ'i di dalam kitan As-Sunan Al-Kubra, dan Ath-Thabrâni. Dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

26.         Mengucapkan istighfâr. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Barang siapa yang mengucapkan 'astagfirullâhal ladzî lâ ilâha illâ huwal hayyul qayyûmu wa atûbu ilaihi' (Aku meminta ampun kepada Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak di sembah selain-Nya, Dzat Yang Maha Hidup dan tidak pernah tidur, dan aku bertobat kepada-Nya) maka akan diampuni dosa-dosanya, walaupun ia pernah lari dari peperangan." [HR. Abu Dâwûd dan At-Tirmidzi. Dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni]

27.         Mengucapkan "Lâ ilâha illallâh wallâhu akbar wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâh". Dalam sebuah hadits disebutkan: "Tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang mengucapkan 'Lâ ilâha illallâh wallâhu akbar wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâh' melainkan akan diampuni dosanya walaupun sebanyak buih di lautan." [HR. At-Tirmidzi, dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albâni]

[Sumber: www.salafvoice.com]

Artikel Terkait

Keutamaan Haji